16 Mei, 2017

Semangat Belajar Edmodo dan Blog di Kota Binjai


Guru MGMP Bahasa Indonesia SMA Binjai usai belajar blog
KOTA Binjai pantas disebut dengan "Kota Pendidikan". Hmmm, apa ya indikatornya? Salah satunya guru-guru di Kota Binjai begitu semangat untuk terus menimbah ilmu. Meskipun usia mereka tidak lagi muda. Tetapi, semangat terus belajar terlihat pada guru-guru di Kota Binjai.
Tepat, 18 April 2017 lalu, belasan guru yang tergaung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia belajar ngeblog yang dilatih Dosen FKIP UMSU, Muhammad Arifin, MPd dan CEO Ceritamedan.com Wahyu Blahe. Acara dibuka Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMA Kota Binjai Asmawati, SPd.
Kepala Dinas Pendidkan Kota Binjai saat menutup acara pelatihan
 Edmodo dan Blog MGMP PPKn dan IPS SMP Kota Binjai
Sementara pada 13 Mei, 2017, Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai, Drs Janu Asmadi Lubis saat penutupan acara  pening­katan Pengembangan Karir Guru (PKG) berupa pelatihan e-learning membuat Edmodo dan Blog yang diadakan di Aula Dinas Pendidikan Kota Binjai di Jalan Gunung Merapi 1 Binjai, mengatakan bahwa guru adalah Ujung tombak upaya perbaikan bangsa. 

Acara ini dihadiri Kabid Tenaga Kependidikan Sri Ulina Ginting, SPd didampingi Ketua MPGP IPS Kota Binjai, Syamsul Masri, dan Ketua MGMP PPKn Kota Binjai, Murni Sitepu, SPd. Hadir 60 guru IPS dan PPKn se Kota Binjai. 

Dia mengatakan, satu cara menanamkan karater yang baik yakni melalui pelajaran Pen­didikan Kewarganegaraan (PPKn) yakni melalui pendidikan karakter. “Dengan kemajuan teknologi menanam karakter saja mulai tergganggu. Contoh, etika. Saat ini anak yang memegang IPad, siapapun yang lewat tidak lagi peduli. Beda dengan zaman dahulu karakter yang ditanamkan orangtua. Begitu orangtua melihat saja langsung nanya? Untuk merobah ini, tidak mudah karena anak-anak sekarang acuh tidak acuh. Namun guru pasti bisa,” katanya.

Dia mengatakan, satu cara menanamkan karater yang baik yakni melalui pelajaran Pen­didikan Kewarganegaraan (PPKn) yakni melalui pendidikan karakter. “Dengan kemajuan teknologi menanam karakter saja mulai tergganggu. Contoh, etika. Saat ini anak yang memegang IPad, siapapun yang lewat tidak lagi peduli. Beda dengan zaman dahulu karakter yang ditanamkan orangtua. Begitu orangtua melihat saja langsung nanya? Untuk merobah ini, tidak mudah karena anak-anak sekarang acuh tidak acuh. Namun guru pasti bisa,” katanya.

Terdepan
Janu Asmadi Lubis mengajak guru-guru harus menjadi terdepan dalam menja­ga kebhinekaan dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan. “Perekat NKRI adalah bapak ibu guru,” katanya.
 Kabid Tenaga Kependidikan Sri Ulina Ginting, SPd mengatakan, semua guru-guru harus tergabung dalam MGMP dan di wadah itulah nantinya kita sharing dan diskusi bagaimana menyiapkan pem­belajaran yang inovatif dan kreatif bagi peserta didik di Kota Binjai.

Ketua MGMP IPS Kota Binjai, Syamsul Masri mengatakan dengan kegiatan ini menambah wawasan guru untuk member­dayakan siswa menggunakan internet secara sehat dan berkarakter. Sedangkan Ketua MGMP PPKn Kota Binjai, Murni Sitepu, SPd menambahkan, melalui pe­ngua­tan pendidikan karakter yang diajar­kan di MGMP ini. Mari, sama-sama kita menjadi guru berkarakter dan penguatan ka­rakter bisa dilakukan di dunia maya. “Se­benarnya seorang guru itu harus menjadi teladan tidak hanya di dunia nyata tetapi dunia maya yang saat ini digandrungi anak-anak di era digital,” kata Murni Sitepu.

 Dosen FKIP UMSU yang juga Redaktur Minggu Harian Analisa Mu­ham­mad Arifin, MPd mengatakan di era digital guru tidak boleh tergilas oleh zaman. Maka, guru harus bisa menyesuaikan dengan era dan zamannya. Saat ini, guru dituntut untuk menguasai sejumlah kompetensi salah satu menggunakan teknologi untuk pem­belajaran. Guru harus menjadi produsen ilmu penge­tahuan di dunia nyata dan dunia maya. Maka guru harus rajin menulis  dan salah satu sarana yang bisa dinikmati peserta didik di era teknologi ini yakni menulis di blog.
 “Anak-anak jangan dibiarkan tanpa arah bermain internet. Tetapi, ajaklah mereka untuk bisa berpartisipasi dan menjadi produsen untuk ilmu pengetahuan melalui blog,” katanya.
Dia bercerita bagaimana banyak siswa mencari sumber ilmu dengan browser di internet tetapi sangat disayangkan isinya bukan dari guru sendiri melainkan dari orang lain. “Jika yang menjadi sumber informasi yang dicari guru sendiri maka akan memiliki nilai lebih,” katanya.



Tidak ada komentar: