28 Mei, 2017

Mahasiswa FKIP Buat Buku Manajemen Pendidikan; Menantang dan Jadi Kreatif

Banyak rintangan, sulit, dan ribet. Begitu awalnya mereka memandang sebuah tugas kuliah. Biasanya hanya mengumpulkan makalah kini beralih menjadi sebuah buku. Bagaimana sih curhat mereka? 
Juli mahasiswa kelas II C Prodi Bahasa Inggris FKIP UMSU mengatakan, banyak rintangan saat mengubah tugas mata kuliah yang biasanya berbentuk makalah menjadi sebuah buku yang menarik. Kesulitannya menyatukan antara satu bab dengan bab lainnya dan mengeditnya. Belum lagi pemikiran yang tidak sepaham di antara kelompok dalam merencanakan judul buku sampai harus banyak menanyakan ke dosen tentang tema yang pas dan menarik. "Kelompok kami susah untuk dikumpulkan. Akhirnya kami memutuskan untuk mengerjakan sesuai dengan tanggungjawab Bab masing-masing dan akhirnya selesai dalam dua hari hingga menjadi draf buku. Tapi dari situ saya banyak belajar," katanya. 
Nuril mengaku, sebenarnya sedikit sulit tapi harus berusaha menyelesaikan karena memang tugas mata kuliah dan hasilnya cukup membanggakan. 
Hal senada disampaikan Nova, dia mengaku awalnya agak sulit karena pertama kali buat buku dalam sejarah hidup. "Tetapi yang sangat bahagia bisa buku bersama teman-teman walaupun ada kendala sedikit tapi kami bisa menyelesaikannya. Walaupun masih banyak kekurangan dalam buku tersebut, tapi kami sudah berusaha. Mungkin di lain waktu kami bisa buat buku yang lebih baik," ucap gadis berkacamata ini. 

Najmi menilai tugas mata kuliah pembuatan buku menantang karena baru pertama kali. Menambah pengalaman dan kekompakkan setiap anggota. "Sama-sama mencari sumber informasi melalui buku. Jadi bisa mengetahui buku-buku yang mencakup manajemen pendidikan. Kalau nggak ada pembuatan buku ini mungkin kami bakalan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan manajemen pendidikan. Pembuatan buku menambah kreativitas setiap anggota kelompok. awalnya nggak terpikir bakalah bisa buat buku. Eeeh, ternyata pas sudah jaji ada rasa kepuasan dalam diri sendiri," katanya. 
Diakui, kendalanya cuma pada saat menggabungkan materi dari setiap bab, ukuran buku, dan karena tidak sama jadi berantakkan. "Di situlah rasa iiih mau down lagi. Belum mengatur-ngaturnya lagi. Pembuatan buku ini benar-benar menjadi pengalaman yang seru. Biasanya pulang ujian ngak ada kegiatan, nongkrong nggak jelas, dan lain sebagainya. Namun saat ada tanggungjawab untuk membuat buku tentang Manajemen Pendidikan maka waktu yang biasanya terbuang gitu aja menjadi bermanfaat. Pembuatan buku ini uga jadi motivasi bagi saya dan teman-teman bahwa ilmu itu sangat bermanfaat dan begitu penting. Menimbulkan keinginan untuk lebih berkreasi lagi dalam pembuatan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan manajemen pendidikan," ucapnya. 
Rasa senang juga disampaikan Muhammad Ichsan, dia mengakau dengan tugas membuat buku menjadi kekompakkan kelompok karena saling bantu membantu dan akhirnya buku terselesai dengan bagus walaupun masih banyak kekurangan. 
Rizky menambahkan, tugas membuat buku di jenjang kuliah sangat bagus karena menunjang kreativitas mahasiswa. Wajib diteruskan ke depannya tugas-tugas seperti ini. "Oh ya, kritiknya sih kalau bisa setiap bahan untuk membuat buku diambil dari buku orang lain sehingga untuk anggota setiap kelompok bekerja. Jangan hanya copy paste aja," ucapnya. 



Adapun judul-judul buku yang dihasilkan, "Sekolah Kreatif", Manajemen Pendidik dan Tenaga Pendidikan Masa Kini", "Manajemen Pendidikan Yang Kreatif", "Kepemimpinan", "Kupas Tuntas Manajemen Pendidikan", "Kepemimpinan Kepala Sekolah", "Manajemen Pendidikan". 
Mahasiswa Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMSU Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menerbikan buku-buku tentang Manajemen Pendidikan. Penerbitan buku tidak terlepas dari inisiasi dosen pengampuh mata kuliah "Manajemen Pendidikan" Muhammad Arifin, MPd. 
Muhammad Arifin, MPd mengatakan, budaya literasi harus ditumbuhkembangkan. Maka, harus dibangun kultur akademik yakni dengan merubah tradisi lama, tugas berbentuk makalah menjadi sebuah buku. Sebelumnya, tugas-tugas kuliah juga diterbitkan menjadi buku seperti mata kuliah Creative Writing yang diampuh Ibu Fatimah Sari Siregar, MHum dimana mahasiswa menerbitkan buku tentang cerita anak dengan dua bahasa. 
"Hal-hal positif seperti ini harus dibudayakan.  Membangkit budaya menulis dan menerbitkan buku diyakini akan memunculkan ide hebat yang terkadang tidak pernah dipikirkan oleh dosen," ucap Muhammad Arifin. 
Ternyata keyakinan benar. Dari banyak karya yang dihasilkan ada beberapa yang layak untuk diteruskan menjadi buku dan bisa diterbitkan. "UMSU memiliki penerbitan UMSU Pers. Tentunya bisa membantu karya-karya mahasiswa," ucapnya. 
 Membangun literasi
Dosen pengampuh mata kuliah "Manajemen Pendidikan", Muhammad Arifin, MPd mengatakan awalnya merubah tradisi karya ilmiah berevolusi menjadi sebuah buku cukup sulit. Ada sebagian yang antusias menerima ide tersebut tetapi sebagian masih tidak mau karena belum terbangun kekompakan dalam kelompok. Namun, sebuah perubahan memang butuh perjuangan, tidak semua suka, tetapi kita harus kreatif dan suka atau tidak suka harus diterima.  Seperti munculnya transportasi online yang memang jadi kebutuhan. Jika kita tidak siap, maka akan tertinggal. "Bahkan, transportasi online pun dimanfaatkan untuk menggantar buku hingga sampai ke dosen. Kita tetap terima karena memang itulah perubahan-perubahan di masyarakat. Teknologi harus memudahkan segala aktivitas kita termasuk pembelajaran," katanya. 
Diakuinya, ada cerita unik dari setiap pengerjaan. "Pak, mereka pulang kampung. Gimana ya? tanya mahasiswa karena merasah ada yang lepas tanggungjawab. Ada yang acuh tak acuh seperti tak ada masalah. Ada yang didatangi tetapi 'ngak open' bahasa Medannya. Tetapi, mereka yang ingin berkarya tetap berjuang. Ada yang harus pergi ke  kawasan Jalan Djamin Ginting tidak jauh dari simpang 'Sumber' (bagi mahasiswa USU pasti kenal). Alasannya, SDM atau pekerja fotocopy di sekitar kawasan UMSU  kurang memahami mencetak tugas berbentuk buku. 
Mahasiswa Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMSU Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menerbikan buku-buku tentang Manajemen Pendidikan. Penerbitan buku tidak terlepas dari inisiasi dosen pengampuh mata kuliah "Manajemen Pendidikan" Muhammad Arifin, MPd. 
Dia menambahkan,  harus dibangun kultur akademik yakni dengan merubah tradisi lama, tugas berbentuk makalah menjadi sebuah buku. Sebelumnya, tugas-tugas kuliah juga diterbitkan menjadi buku pernah dilakukan di FKIP UMSU seperti mata kuliah Creative Writing yang diampuh Ibu Fatimah Sari Siregar, MHum dimana mahasiswa menerbitkan buku tentang cerita anak dengan dua bahasa, Inggris dan Indonesia. 
"Hal-hal positif seperti ini harus dibudayakan.  Membangkit budaya menulis dan menerbitkan buku diyakini akan memunculkan ide hebat yang terkadang tidak pernah dipikirkan oleh dosen," ucapnya. 
Ternyata keyakinan benar. Dari banyak karya yang dihasilkan ada beberapa yang layak untuk diteruskan menjadi buku dan bisa diterbitkan. "UMSU memiliki penerbitan UMSU Pers. Tentunya bisa membantu karya-karya mahasiswa," ucapnya. 


Adapun judul-judul buku yang dihasilkan, "Sekolah Kreatif", Manajemen Pendidik dan Tenaga Pendidikan Masa Kini", "Manajemen Pendidikan Yang Kreatif", "Kepemimpinan", "Kupas Tuntas Manajemen Pendidikan", "Kepemimpinan Kepala Sekolah", "Manajemen Pendidikan". 

Tidak ada komentar: