16 Februari, 2013

Yuk, Jadi Jurnalis Cilik

Belajar menjadi jurnalis atau wartawan ternyata tidak harus menunggu dewasa. Mulai sejak dini juga bisa. Tidak sulit kok! Buktinya siswa-siswi MTs Al Ulum, Jalan Amaliun Gang Johar mampu menjadi jurnalis cilik. Tidak hanya menjadi jurnalis, ternyata siswanya juga dilatih menjadi penulis cilik. Wah, bagus bangeet! Untuk menciptakan jurnalis dan penulis cilik handal. MTs Al Ulum memprogramkan pelatihan rutin yang digelar setiap bulan. “Setiap bulan, selama tiga hari, kita akan buat pelatihan. Kita juga mengangkat pembimbing khusus. Untuk itu, anak-anak diminta serius selama mengikuti pelatihan,” kata Kepala MTs Al Ulum, Drs HM Riadi Lubis saat membuka pelatihan yang digelar sejak Senin-Rabu (11-13/2) di musollah sekolah. Didampingi, guru-guru pembimbing Juliati Hutapea, SPd, Lastrida Gurning, SPd, Irfan Pasaribu, SPd, dan Harizi El Mar’ah. Dia meminta agar siswa yang sudah mengikuti kegiatan pelatihan Dasar Jurnalistik untuk aktif menjadi penulis di majalah sekolah MTs Al Ulum, yakni Majalah Tarbiyah. “Selama ini kita kekurangan penulis. Makanya, pelatihan ini menjadi modal dasar untuk pembinaan SDM Majalah Tarbiyah dan saya minta kalian berpartisipasi mengisi majalah. Selama ini hanya puisi.Ke depan sudah tulisan tentang berita kegiatan dan cerita-cerita anak,” katanya. Sementara pemateri dari Dosen FKIP UMSU, M Arifin mengatakan selama tiga hari materi yang diberikan, teknik menulis cerita anak, menulis berita, dan etika dan teknik wawancara.Dalam menulis cerita anak, katanya siswa diajarkan mengambil tema dari kehidupan sehari-hari. Jika sudah mahir, siswa baru berangkat ke cerita-cerita dongen atau fiksi. Sedangkan dalam membuat berita, rumus 5W+1H tetap menjadi andalan. Sedangkan saat praktek wawancara siswa diajarkan mewawancarai narasumber langsung baik siswa yang berperan sebagai artis, walikota bahkan penjual makanan di sekitar sekolah. Pantauan di lapangan. Siswa yang diajarkan mempraktek wawancara dengan pertanyaan. Misalnya, Berapa lama ibu jualan di sini?.Berapa pendapatan ibu per hari dan sejak kapan ibu mulai jualan?. Di tempat terpisah, siswa lainnya mengerubungi seorang siswi yang berperan sebagai mantan bintang cilik “Tasya Kamila”. “Tasya ...., Tasya ada acara apa ini ke Medan. Selama di Medan ngapain saja? Belum lagi siap mewawancarai siswa yang berperan sebagai ‘Tasya’. Seorang siswa Bagus Kurniawan dating dan berperan sebagai Walikota Medan yang sedang mengunjungi sekolah. Spontas kelompok lain yang juga menjadi jurnalis cilik ramai-ramai mewawancarai. “Apa yang akan bapak lakukan terhadap rakyat kecil?. Dalam rangka apa bapak berkunjung ke MTs Al Ulum? Kapan jalan sekolah kami diaspal yang mulus pak? Sementara kelompok lain, terdiri dari Indah Lestari, Mulia Sari, Puti Salzabillah, Nabila Zahra Siregar, Imelda Tiurma mewawancarai pedagang jajanan anak di lingkungan sekolah. “Kami, awal dek-dekan, takutnya narasumbernya tidak mau. Eeeeh, ternyata malah senang,”ucap Mulia Sari dengan senyum bangga bersama empat temannya yang mewawancarai Bu Emi penjual gorengan dan jajanan. Semenara pada pelatihan menulis cernak yang sangat sederhana dengan mengambil pengalaman pribadi selama di sekolah atau di rumah. Ternyata baru belajar satu hari saja siswa-siswi MTs Al Ulum membuat Cernak yang menarik dan enak dibaca. Bahkan, dari membaca judulnya saja orang dibuat penasaran antara lain ‘Goresan Terakhir, Misteri Kamar Mandi Sekolah, Empat Kata Terakhir, Gara-gara Ketiduran, Kecoak Pindah Rumah, Seorang Diri, Adikku Jahil’. Salah seorang siswa yang ikut mengaku bangga mendapat ilmu tentang jurnalistik. “Saya senang sekali mengikuti pelatihan ini. Banyak ilmu yang saya peroleh. Ternyata jadi jurnalis itu enak ya,” kata Nurlaili Ahmad. Profile Anak Kepingin Aktif Kelola Majalah Sekolah Pelatihan Dasar Jurnalistik yang digelar sekolah ternyata membuat saya sangat senang. Selama tiga hari kami diajarkan bagaimana menjadi seorang jurnalis dan penulis. “Saya sangat serius mengikuti sejak hari pertama hingga hari ketiga. Ternyata kerja jurnalis itu penuh tantangan tapi menyenangkan. Jadi wartawan kita mudah bergaul dan mengenal orang. Mulai dari pejabat hingga kalangan biasa,”ucap Bagus Kurniawan. Remaja berkacamata yang duduk di Kelas VIII-2 MTs Al Ulum Jalan Amaliun Gang Johar ini mengaku ilmu tentang teknik dan etika wawancara membuatnya memahami ternyata untuk bisa mewawancarai orang harus benar-benar ada persiapan, baik alat seperti alat rekaman, buku, pulpen, tapi juga etika dan sopan santun. “Kita tidak boleh asal-asal ketika mewawancarai orang. Harus ada persiapan dan tentunya beretika sehingga yang kita wawancarai senang,” akunya. Nah, dari pelatihan ini. Bagus mengakui akan lebih aktif untuk mengelola majalah sekolah “Majalah Tarbiyah”.

Tidak ada komentar: