12 Maret, 2011

STRATEGI MICRO TEACHING


Pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan kualitas SDM yang meliputi segala aspek perkembangan manusia. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah pengembangan sekolah-sekolah unggulan yang dalam perspektif global akan menyumbangkan nilai strategis. Sejalan dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi, upaya peningkatan proses pembelajaran dengan penerapan multimedia tidak dapat ditunda lagi apabila produk pendidikan akan disejajarkan dengan kebutuhan dan tantangan global.

Proses pembelajaran yang konvensional harus dipadukan dengan perkembangan IPTEK. Pusat pembelajaran masa depan (dimana para guru sebagai manager pembelajaran) harus dapat menempatkan siswa (klien) dengan memberikan "customers satisfaction" yang semaksimal mungkin. Yang jelas paradigma pendidikan berubah dengan kehadiran teknologi telekomunikasi dan informatika.

Bagaimanapun canggihnya teknologi dan informasi yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran hal yang mungkin sudah "usang" adalah "kepintaran" guru dalam mengelola kelas dengan penerapan berbagai pendekatan gaya, strategi dan metode pembelajaran yang dikuasai guru yang professional. Ketersediaan serta pemanfaatan multimedia (tradisional dan canggih) sangat ditentukan oleh profesionalisme guru (teacher profesionalism) dalam menerapkannya sesuai dengan kurikulum dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Seorang guru yang professional (al-mu'alim al-mihni>) sangat mengenal "latar belakang" siswa serta keharusan menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan dan ditambah dengan bahan tambahan (authentic materials) yang terkini. Perubahan dan pengetahuan baru (yang berkembang) harus disiapkan ke dalam pengetahuan yang telah diprogramkan. Para guru adalah manager di pusat-pusat pembelajaran dan siswa adalah klien.

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Di sekolah-sekolah seperti ini "learning by doing" telah menggantikan "teaching as talking and learning as listening".

Siswa secara aktif dilibatkan dalam memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang lainnya.

Tidak ada komentar: